Mensterilkan Media Tanam

Pada saat pertama-tama mengenal dan berkecimpung di dunia tanaman, saya sering mengunjungi florist atau nursery untuk sekedar iseng atau pun membeli kebutuhan keperluan berkebun di rumah. Kadang kala, ada di antara pedagang disana yang menawarkan media tanam (khususnya pakis untuk anggrek) sudah dalam kondisi steril / suci hama.

Harganya relatif cukup mahal dibandingkan dengan media tanam non steril (1 : 3). Ketika ditanyakan, mereka tidak pernah mau (atau tidak tahu?) mengatakan bagaimana caranya melakukan proses sterilisasi media tanam yang ditawarkan. Saya pernah membelinya, untuk sekedar mengetahui ‘kualitas’ dari media tanam tersebut. Lewat beberapa minggu sejak diaplikasikan, saya tidak menemukan perbedaan mencolok pada pertumbuhan tanaman antara ditanam menggunakan media tanam steril dengan non-steril.

Mencoba mensterilkan media tanam sendiri…

Agak sulit menemukan informasi mengenai proses mensterilkan media tanam. Bahan utama yang dibutuhkan sebagai media untuk mensterilkan, tidak pernah terdengar atau pun di publikasikan secara luas. Beberapa informasi menyatakan dengan merendam media tanam dalam air mendidih selama jangka waktu tertentu. Informasi lain menyarankan merendam media tanam dalam air dengan campuran cairan disinfektan.

Saya pernah mencoba kedua cara sterilisasi tersebut. Walau pun hasil yang diperoleh dapat dikatakan mendekati sebagaimana diharapkan, tidaklah sebanding dengan tingkat ke repot-an dan saat melakukan proses pengerjaan men-suci hama-kan.

Apakah perlu men-steril-kan media tanam?

Pada suatu hari, ketika sedang mensterilkan media tanam sambil memperhatikan media tanam yang sedang direndam dalam air + cairan disinfektan, terlintas serangkaian pertanyaan di benak saya :

“Mengapa harus melakukan pekerjaan ini? Apa tujuan yang hendak diraih? Apakah hendak menanam menggunakan media tanam suci-hama? Atau hendak mensterilkan media tanam dari hama agar dapat digunakan kembali?”.

Tindakan mensterilkan media tanam yang sebenarnya saya butuhkan adalah untuk meng-eliminasi / memusnahkan hama yang beredar di media tanam.

Lalu, saya pun kembali bertanya pada diri sendiri, “Untuk apa mensterilkan media tanam dengan merendam dalam air campuran disinfektan?”.

Cara tercepat meminimalisir populasi hama dalam media tanam adalah menghilangkan / membuang sumber / tempat hama berkembang biak, dalam hal ini adalah media tanam itu sendiri. Kalau demikian halnya, tindakan tersebut sama saja dengan mensterilkan “fisik media tanam” alias “membuang media tanam”. Bukan membuang hama yang beredar di media tanam.

Benar begitu, bukan?

Jadi, pengertian tujuan mensterilkan media tanam adalah membuang hama yang beredar di media tanam, yang mana bisa diartikan bahwa fisik media tanam tetap dipertahankan agar bisa digunakan kembali setelah hama dibersihkan. Jika berdasarkan alasan tersebut tindakan mensterilkan media tanam hendak dilakukan, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan :

  1. Saat media tanam bermasalah dalam proses sterilisasi, setidaknya, tanaman harus dipindahkan sementara pada media tanam lain / baru. Jadi, untuk apa bersusah payah mensterilkan media tanam, jika pada akhirnya harus tetap menggunakan media tanam lain / baru sebagai tempat penampung sementara tanaman ketika media tanam yang bermasalah di-steril-kan? Mengapa tidak dilanjutkan saja menggunakan media tanam lain / baru tersebut sebagai pengganti media tanam bermasalah? Selain itu, sampai dengan tulisan ini diturunkan, hampir tidak pernah saya menemukan hama bersarang dan beredar pada media tanam yang belum pernah terpakai.
  2. Jika menggunakan cairan disinfektan untuk proses mensterilkan, maka setelah selesai, media tanam harus dibersihkan dari kandungan cairan disinfektan. Kemudian merendam kembali media tanam dalam air yang telah dicampur dengan pupuk agar media tanam dalam kondisi layak tanam ketika hendak digunakan.
  3. Seberapa jauh populasi hama telah berhasil dibersihkan dari media tanam dan berapa besar biaya dan lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil seperti itu?

Dari ketiga alasan ini, saya berpendapat, tidaklah sebanding jika kita melakukan tindakan mensterilkan media tanam dari hama hanya untuk mempertahankan fisik media tanam agar bisa digunakan kembali. Bahkan, lebih baik dibuang saja seandainya kondisi media tanam memang sudah di penuhi dengan hama tanaman. Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengganti dengan media tanam baru akan jauh lebih murah. Selain itu juga, tidak banyak kerja / tindakan yang harus dilakukan.

Namun, apakah tindakan seperti itu dapat menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya?

Sebaiknya, kita jangan pernah menganggap remeh terhadap keberadaan hama tanaman. Baik yang beredar di bawah maupun di permukaan media tanam. Keberadaan mereka yang berkesinambungan (tidak dapat sepenuhnya diberantas) membuktikan ketangguhan mereka dalam bertahan hidup. Tindakan mengganti dengan media tanam baru untuk mengatasi peredaran hama di media tanam lama hanya merupakan solusi sesaat.

Dalam kasus ini, saya melihat perlunya dukungan pestisida untuk mengendalikan peredaran hama di dalam media tanam. Dengan demikian, kemungkinan fisik media tanam terbuang percuma dapat dihindari.

Selanjutnya⇒

5 tanggapan untuk “Mensterilkan Media Tanam”

  1. Mensterilkan media tanam dilakukan dengan memanaskan media tanam, biasanya media yang perlu disterilkan adalah media jamur, alat untuk mensterilkan namanya autoclave.

    1. Suhu panas air tidak pernah saya ukur. Patokannya, begitu air sudah benar-benar mendidih, media dimasukkan dan direndam paling lama 1 menit dengan kondisi api menyala.

Tinggalkan komentar

Alternatif Cara Memelihara & Merawat Tanaman di Rumah